Rabu, 25 Maret 2020

Keputusan Tidak Populer


Terngiang ngiang kata-kata bu Menkeu dalam acara TV CNBC tempo lalu, saat seperti ini, Pemerintah harus berani mengambil keputusan Tidak Populer.
Ketika ekonomi akan terjun bebas, Pemerintah harus bikin kebijakan Pelonggaran Pajak, Menghabiskan anggaran belanja, supaya tetap ada perputaran pembelanjaan.
Meningkatkan Pariwisata, mengahabiskan anggaran belanja untuk rapat dll yang dimaksudkan agar roda ekonomi terus berjalan, karna sudah ada isue - isue virus corona di Indonesia awal bulan Maret 2020.
Yang peramalannya Indonesia aman dan tidak terdampak virus corona.
Sekarang, akhir pekan bulan Maret sudah sekitar 2 minggu Pemerintah menganjurkan @stayathome ga kemana-mana berdiam dirumah. Untuk mengurangi penyebaran virus covid19 yang sudah merebah lebih dari 500 orang positiv virus.

Sejauh dari apa yang terjadi diluaran, seluruh perusahaan yang mengikuti anjuran pemerintah @workfromhome dan siswa siswi @learningfromhome lalu semua aktivitas diberhentikan sementara hingga 5 April mendatang.

jadi teringat mengenai : KLB alias kejadian luar biasa kalau dalam PKM (Pelajaran Kesehatan Masyarakat) zaman sekolah Farmasi dulu. Fasih nilai tertinggi di KMS ini, karna menarik pelajaran kemasyarakatan, wabah, pandemi dll sampai akhirnya merasakan kebenaran teori-teori yang ada diteks book.

Ramenya penimbun-penimbun masker, handsanitizer, handsoap dan alat kesehatan lainnya.
Kalau mau berfikir licik dan picik, kawan kawan sekolah dulu masih ada yang konsisten menempuh jalur kefarmasian dan bidang kesehatan. link suplier bisa aja didapat dengan mudah, lalu turut latah dengan apa yang 'penjahat2' ini lakukan.
Memanfaatkan momen genting untuk mencari keuntungan setinggi-tingginya.
Harga masker 1 box Rp.18.000 naik jadi Rp.500.000
Harga Handsanitizer normal sekitar Rp.5.000 meroket diatas Rp.65.000
Ngeri memang, entah siapa yang salah dan harus dipersalahkan dengan kelangkaan yang ada.
Karna permintaan banyak, barang sedikit maka harga melambung tinggi.
Kenapa bisa langka. karna barang-barang tersebut sebelumnya diekspor ke negara yang sudah terkena wabah china, spore dll. ekspor meningkat 500% dari berita yang beredar. sedang kebutuhan dinegara sendiri meningkat drastis. Mau ga mau akhirnya impor lagi untuk kebutuhan dalam negeri sendiri.
Lalu dalam waktu dekat ini beredar APD yang diimpor Made in Indonesia. aneh bukan?

sumber gambar : ngelmu dot co


Kembali ke topik mengenai Keputusan tidak populer, setelah review beberapa sumber apa itu keputusan tidak populer, bagaimana mengatasi setiap keputusan yang tidak tepat sesuai sasaran lalu bagaimana bila pemimpin harus berani mengambil keputusan tidak populer.
Memang menarik soal Decision Making ini, begitu banyak pro kontra nya. bagaimana menjadi pribadi yang mampu mengambil keputusan ditengah kedaruratan dan kondisi dengan beragam resiko yang mesti dihadapi.
Menjadikan seorang Pemimpin harus berani ambil keputusan bulat dengan peramalan yang tepat disaat yang tidak tepat. Dimana ga semua keputusan membawa dampak yang baik, dimana diantaranya ketika mengusulkan peramalan untuk meningkatkan perekonomian berbanding terbalik dengan dampak yang harus dihadapi. Ketika penyebaran virus semakin mewabah. Ketidaktepatan pengambilan keputusan bukan untuk mempersiapkan bila terkena dampak malah membuka seluas-luasnya penyebaran pada awalnya.
Jadi pelajaran pula bagaimana pengambilan keputusan pun ada bagian-bagian yang tak bisa diduga.
Mengukur resiko dari setiap keputusan. Tidak mudah bukan menjadi seseorang dengan banyak kepentingan bila salah mengambil keputusan.
Dampaknya begitu luas merambah kesetiap lini keberlanjutan suatu keadaan.

Depok, 25 Maret 2020

Ditengah kelurahan yang sudah ada PDP covid19
DM


Semoga semua sehat-sehat selalu dan segera diberikan keadaan yang lebih baik. aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar